Friday, 10 February 2012

MAJELIS IMAN

Sesungguhnya bukan hanya kita, para da’i yang perlu berhenti. Para pelaku bisnis pun punya kebiasaan itu. Orang-orang yang mengurusi dunia itu memerlukannya untuk menata ulang bisnis mereka. Mereka menyebutnya penghentian. Tapi sahabat-sahabat Rasulullah saw., generasi pertama yang telah mengukir kemenangan-kemenangan dakwah dan karenanya berhak meletakkan kaidah-kaidah dakwah, menyebutnya majelis iman. Maka Ibnu Mas’ud berkata, “Duduklah bersama kami, biar kita beriman sejenak. “

Majelis iman kita butuhkan untuk dua keperluan.

Pertama, untuk memantau keseimbangan antara berbagai perubahan pada lingkungan strategis dengan kondisi internal dakwah serta laju pertumbuhannya. Yang ingin kita capai dari upaya ini adalah memperbaharui dan mempertajam orientasi kita, melakukan penyelarasan dan penyeimbangan berkesinambungan antara kapasitas internal dakwah, peluang yang disediakan lingkungan eksternal, target-target yang dapat kita raih.

Kedua, untuk mengisi ulang hati kita dengan energi baru sekaligus membersihkan debu-debu yang melekat padanya selama menapaki jalan dakwah. Yang ingin kita raih adalah memperbarui dan komitmen dan janji setia kita kepada Allah swt. Bahwa kita akan tetap teguh memegang janji itu, bahwa kita akan tetap setia memikul beban amanat dakwah ini, bahwa kita akan tetap tegar menghadapi semua tantangan, bahwa yang kita harap dari semua ini hanyalah ridhaNya. Hari-hari panjang yang kita lalui bersama dakwah ini menguras seluruh energi jiwa yang kita miliki, maka majelis iman adalah tempat kita berhenti sejenak untuk mengisi hati dengan energi yang tercipta dari kesadaran baru, semangat baru, tekad baru, harapan baru, dan keberanian baru. 


Dari Buku:


MENIKMATI DEMOKRASI - M. ANIS MATTA

Load disqus comments

0 comments