Hemmm, sebenarnya sudah pengen nulis ini sejak lama. Berhubung lepy lagi sakit jadinya baru sekarang sempat nulis. Tanggal 27 November lalu sekitar jam 8 pagi saya mendapat sms dari Mang Iwan, salah satu pekerja di Parung Farm, tempat saya magang (kerja praktek) tahun 2010. Mang Iwan mengabarkan bahwa Pak Edy, bapak kost saya waktu di Parung meninggal dunia. Innalillahi wa innnailaihi raji’un. Jujur saya kaget. Pak Edy masih muda, sekitar 35 tahun, dan bulan Juni lalu ketika saya silaturahim ke Parung, beliau juga masih tampak sehat-sehat saja.
Pikiran saya masih belum bisa fokus hari itu. Soalnya juga lagi menghadiri walimatul ‘ursy kakak tingkat di Magelang. Akhirnya saya langsung sms teman-teman magang alumni Parung Farm. Dhea, Lala, Achmad, Tunjung, Anhtony, Nasir, Mas Anjar, Amel, Wira, Koko, Kak Dimas. Kami ber-12 dulu satu kost dan tinggal bersama di rumah Pak Edy. Saya juga sms teman-teman IPB meskipun tidak kost di rumah Pak Edy, tapi juga sering main, yaitu Aep dan Sepri. Tak lama kemudian banyak sms balasan dari teman-teman yang menanyakan Pak Edy kenapa? Tapi saya belum sempat membalas dan menanyakan ke Mang Iwan.
Malamnya, saya kemudian telpon Mang Iwan. Kata Mang Iwan, Pak Edy terkena komplikasi, liver juga. Akhirnya, saya juga langsung sms ke teman-teman. Ya Rabb, tentunya saya dan teman-teman tidak mengira bahwa beliau secepat itu dipanggil Allah SWT.
Mengenang semua kebaikan beliau selama kami nge-kost sekitar 40 hari yang tak bisa kami balas. Pak Edy dan Teh Lia (istrinya) begitu baik. Dengan kedua putranya Hafidz dan Ezard yang rela rumahnya kami sesaki dengan jumlah 12 orang (8 UNS, 1 UMY, 2 UNILA dan 1 IPB).
Bayangkan 1 rumah diisi kami 12 orang dan keluarga beliau 4 orang, jadinya 16 orang. Dengan 1 kamar mandi. Pak Edy selalu mengalah saat mulai sebelum adzan subuh kami sudah rebutan ngantri mandi. Padahal beliau harus berangkat kerja pagi-pagi sekali.
Semua kamar, termasuk kamar-nya Hafidz (si sulung), dan ruang tamu dipakai untuk anak-anak kost. Beliau sekeluarga menggunakan ruangan (bukan kamar) di sebelah kolam ikan dalam rumah untuk tidur. Tak jarang Hafidz juga tidur di ruang keluarga (depan TV).
Awal-awal kami nge-kost, kami patungan untuk membeli gallon air mineral, agar kami tidak menggunakan air gallon milik keluarga beliau. Mengetahui kami membeli gallon, beberapa saat kemudian Pak Edy dan Teh Lia membelikan kami dispenser, hari itu juga. Subhanallah, padahal kami tidak meminta. Dan kami juga terbiasa sebagai anak kost yang tidak menggunakan dispenser, jadi ketika haus ya langsung menuang air dari gallon. Tapi beliau tidak mau kami kerepotan.
Kami juga menggunakan dapur untuk aktivitas memasak. Sehari 3 kali, pagi, siang, malam, kami selalu memasak. Kadang Teh Lia juga mengalah kalau dapurnya lagi kami gunakan. Akhirnya pak Edy membuatkan The Lia dapur di belakang rumah, dengan menggunakan kompor gas yang sudah agak tua. Dapur utama kami yang pakai.
Kulkas juga beliau mau berbagi. Meskipun kami yang banyak memakan tempat dan memenuhi isi kulkas dengan berbagai macam sayuran, bumbu, ikan, makanan, minuman. Pun ketika lagi sering hujan, Pak Edy membuatkan peneduh di atas jemuran agar baju-baju kami tidak basah saat dijemur dan tiba-tiba turun hujan. Mesin cuci yang kami pakai tiap hari, TV juga kami yang menguasai, hemmmmm betapa baiknya keluarga ini.
Masih banyak kebaikan-kebaikan dari Pak Edy dan Teh Lia yang mungkin kami tidak sadar. Dengan segala kesabaran beliau, kamipun belum bisa membalas dengan sesuatu yang berarti.
Semoga Allah mengganti kebaikan Pak Edy dan keluarga dengan yang lebih baik. Semoga Pak Edy mendapatkan tempat terbaik pula di sisi Allah. Amin.
Ya Rabb, jagalah, berkahilah, dan lindungilah keluarga Pak Edy
Teh Lia, Hafidz, Ezard, dan si dedek kecil
Limpahkanlah segala rahmat dan kebaikan pada mereka…
Kami yang menyayangi mereka,
Keluarga Kost (UNS: Mega Dewana Putri, Dhea Karina Putri, Nurul Fadlillah, Achmad Haryanto, Tunjung Ady Permana, Anthony Thaufan Muhammad, Muhammad Nasir Rosyidi, Anjar Setiawan. UNILA: Wira Hadinata, Koko Pujianto. IPB: Dimas Juliansyah. UMY: Amalia Mar’atus Sholihah) dan Crew IPB: Muhamad Saefudin, Sepriyadi Rihi.
0 comments