“Semua amala perbuatan tergantung niatnya dan setiap orang akan mendapatkan sesuai apa yang ia niatkan. Barangsiapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa berhijrah karena dunia yang ia cari atau wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya untuk apa yang ia tuju.”
(Diriwayatkan oleh dua ahli hadits:Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah Al-Bukhari dan Abul Husain Muslim bin Al-hajjaj bin Muslim Al-Qusyairy An-Naisaburi, dalam kedua kitab shahihnya, yang merupakan kitab hadits paling shahih)
AHAMMIYATUL HADITS (URGENSI HADITS)
Hadits ini sangat penting, karena menjadi orientasi seluruh hukum dalam Islam. Ini bisa diliat dari pendapat para ulama. Abu dawud berkata “Hadits ini setengah dari ajaran Islam). Karena agama bertumpu pada dua hal: Sisi lahiriyah (amal perbuatan) dan sisi batiniyah (niat).” Imam Ahmad dan Imam Syafi’i berkata, “Hadits ini mencakup sepertiga ilmu, karena perbuatan manusia terkait dengan tiga hal: hati, lisan, dan anggota badan. Sedangkan niat dalam hati merupakan salah satu dari tiga hal tersebut.”
Mengingat urgensinya, maka banyak ulama yang mengawali berbagai buku dan karangannya dengan hadits ini. Imam Bukhari menempatkan hadits ini di awal kitab shahihnya. Imam Nawawi menempatkan hadits ini pada urutan pertama dalam tiga bukunya: Riyadhus Shalihin, Al-Adzkar, dan Al-Arba’in An-Nawawiyah. Ini dimaksudkan agar pembaca menyadari pentingnya niat, sehingga ia akan meluruskan niatnya hanya karena Allah, baik ketika menuntut ilmu atau melaksanakan perbuatan baik yang lain.
Urgensi hadits ini juga dipertegas oleh riwayat Bukhari yang menyebutkan bahwa Rasulullah saw. Pernah berkhutbah dengan hadits ini, begitu juga Umar ra. Abu ‘Ubaid berkata, “ Tidak ada hadits yang lebih luas dan padat maknanya dari hadits ini.”
Dari Kitab AL WAFI
Syarah Kitab Arba’in An-Nawawiyah
Menyelami Makna 40 Hadits Rasulullah
Oleh : DR Musthafa Dieb Al Bugha dan Muhyidin Mistu
Penerbit AL-I’TISHOM, JAKARTA
0 comments