Kita? Elo aja kali, gue kagak. Hmhmhm. Pernahkah teman-teman berpikir dan memahami kalau kita memang berbeda. Beda kasta, hehe. Kalau di sinetron-sinetron biasanya pernikahan yang tidak disetujui karena berbeda kasta alias derajat. Tapi disini saya tidak akan membicarakan perihal pernikahan beda kasta tersebut.
Ya, intinya sih kita emang beda. Sudah suratan. Coba kita tilik firman Allah berikut ini:
“ Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”. (QS Ar Rum: 22).
Inget loh, ayat 22 jangan keliru yang ayat 21, hihi. Masih ada lagi kalau kita memang diciptakan berbeda:
“ Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti”. (QS Al Hujurat: 13)
Nah lho. Udah jelas, kan. Kita memang beda! Perbedaan itu indah kok. Jangan jadikan perbedaan sebagai halangan untuk mengarungi bahtera rumah tangga, lho? Iya, maksudnya bahtera rumah tangga organisasi gitu.
Kalau di diferensial-kan bisa berarti pula kalau kita itu punya ciri khas masing-masing. Hehe, nyambung gak sih? Jadi, jangan coba samakan diriku dengan dirinya, dirinya dengan diriku, diriku dengan dirimu, dirimu dengan dirinya.
Seperti lagunya Yovie and The Nuno, “Aku, dirimu, dirinya, dirimu, dirinya, dirimu, dirinya, dirimu, dirinya, dirimu, dirinya, dirimu, dirinya, dirimu, dirinya,……… Wah, maaf, pita kasetnya lagi keriting. Belum sempat direbonding. Hal ini disebabkan oleh naiknya harga cabe keriting setelah direbonding. Jadi, para petani berusaha merebonding cabe-nya yang keriting.
Kembali ke perbedaan. Jadikan perbedaan itu sebagai suatu kekayaan. Ibarat keindahan pelangi. Gak akan jadi pelangi kalau warnanya cuma merah doang. Harus ada warna lain biar bisa disebut pelangi. Jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu. Soalnya, kalau cuma merah, orange, dan hijau nanti dikira lampu setopan alias bangjo.
Hargailah perbedaan. Terimalah karakter teman-teman kita. Jangan membanding-bandingkan, deh. Misal, “Eh, mas itu kok gak kayak mas ini, ya. Kalau mas ini kan orangnya lebih tegas dan komunikatif, lah yang mas itu diem melulu.”
Hayoooo, siapa yang suka kayak gitu? Angkat tangan. Lho, lho, banyak juga ternyata. Lha, kok, saya juga angkat tangan. Hihihi.
Pahami perbedaan itu. Jangan terlalu menuntut kalau kita merasa tidak suka dengan karakter seseorang. Lihat dulu kita seperti apa. Berkaca. Ngomong itu lebih mudah daripada menjalankan. Dan tiap orang punya cara tersendiri untuk melakukan suatu hal.
Karakter itu bisa dibentuk. Tinggal liat lingkungannya juga. Kalau dalam ilmu genetika tumbuhan dan pemuliaan tanaman bahwasanya F= G+ E, dimana F adalah Fenotipe atau sifat yang tampak, sedangkan G adalah Genotipe atau sifat bawaan dan E yang berarti Environtment (lingkungan) atau pengaruh lingkungan.
So, kita harus secara berdampingan untuk mewujudkan organisasi yang sehat, semangat dan hemat. Saling melengkapi satu sama lain. Karena kita memang spesial. Dengan segala kekurangan dan kelebihan kita masing-masing. Jaga saudara-saudara kita. Ingatkan ketika lupa, luruskan ketika khilaf, berilah semangat ketika turun, angkatlah kembali saat tejatuh.
Pekerjaan yang kita kerjakan, apapun pekerjaan itu adalah sebuah kesempatan bagi kita untuk membuktikan orang macam apakah kita, kesempatan untuk menciptakan sebuah perbedaan, kesempatan untuk menghargai diri kita dan orang disekitar kita…
Mungkin saat ini kita belum terlalu mengenal satu sama lain. Namun seiring berjalannya waktu, semoga kita dapat saling memahami. Menjadi generasi-generasi muda yang gemilang penuh masa depan cerah dan tak akan mudah terpecah belah di tengah era informatika ini. Okey. Kudu kuat. Tetap sehat, tetap semangat dan tetap hemat.
Walaupun satu keluarga kami tak saling mengenal
Himpunlah daun-daun yang berhamburan ini
Hidupkanlah lagi ajaran saling mencintai
Ajari kami berkhidmat seperti dulu
(Sir Muhammad Iqbal)
Solo, 2 Maret 2011
Wisma QQ Tungga Dewi, Lantai 2 No. 19
22.30 WIB
2 comments