Pada mekar Pterocarphus indicus,
Empat musim merunduk pada tasbih-tasbih bisu
Berulang menuliskan cinta itu, bertuan pada taklimat hati
Perih kau mengaliri kerajaan ayat-ayat yang kubersihkan
Dari nukilan embun yang mengisi dan menetes melalui kantong hitam putih
Meraba maksud pertemuan tak terduga,
Rasa-rasanya kau telah mengeja mukadimah untuk kudengar
Akupun sudah bisa menerjemahkannya lewat roman-roman kasidah
Seberapa jauhkah jaraknya?
Tak pernahkah ada episentrum ruang rindu?
Padahal jamaah telah mempertanyakan diary ini
Ketika akhirnya mekar Pterocarphus indicus-pun berguguran memenuhi jalan-jalan
Membentuk mozaik kuning pada atap danau
Mengisyaratkan bahwa harus kurapikan cinta ini
Sekarang.
Solo, 10 Februari 2010
0 comments