Tuesday, 10 January 2012

VACATION IN BALI - PART TARI BARONG DAN KERIS

3 Januari 2012

Agenda hari ini nonton Tari Barong. Saya dan rombongan diantar oleh Bli Komang (pemandu kami) ke PUTRA BARONG yang merupakan tempat pagelaran Tari Barong yang paling ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun asing dibandingkan tempat yang lain. Putra Barong  (BARONG AND KERIS DANCE) ini terletak di daerah Celuk, Sukawati, Gianyar Bali.

Saat saya sampai di Putra Barong, kondisi sudah cukup ramai. Tribune penonton di buat bertingkat seperti di stadion dengan posisi seperti huruf U. Alhamdulillah saya masih dapat tempat di bagian tengah sehingga bisa fokus ke panggung.

Kata Bli Komang pementasan Tari Barong ini sehari hanya 1 kali yaitu pada pukul 09.30 sampai 10.30 WITA  dan dilakukan setiap hari. Dalam satu tahun hanya libur 1 hari yaitu pada saat hari raya Nyepi.

Berhubung saya dating masih sekitar jam 09.00 jadi masih menunggu waktu cukup lama. Pemain gamelan sudah mulai beraksi. Dan muncul seorang kakek tua dengan pakaian putih-putih khas Bali yang kemudian meletakkan sesajen di beberapa bagian tempat pementasan. Beberapa  saat kemudian banyak lagi yang mulai berdatangan, tidak kebagian tempat di tribune, dan akhirnya ada yang duduk di sekitar pemain gamelan. Dan ada juga yang berdiri berjubel di pintu masuk.

Saya tidak tahu berapa kapasitas tempat pagelaran ini. Tapi ketika pementasan sudah selesai, saya mencoba menghitung jumlah bus pariwisata yang berjejer di parkiran Putra Barong. Ternyata ada sekitar 24 bus. Anggap saja bus tersebut dengan  kapasitas 45 orang penumpang dikalikan dengan 24 berarti ada sekitar 1080 penonton. Ckckck. Banyak juga.

Saat kami masuk tempat pementasan, kami dibagikan print out sinopsis Tari Barong, agar kami mengetahui jalan ceritanya. Pukul 09.30 WITA tepat tarian dimulai, dan inilah sinopsisnya :

TARI BARONG DAN KERIS

Tarian “BARONG DAN KERIS” adalah suatu tarian yang menggambarkan pertarungan antara kebaikan dan kejahatan. “BARONG” adalah makhluk mitologi yang mewakili kebaikan dan makhluk yang mewakili kejahatan adalah “RANGDA”.

GENDING PEMBUKAAN

Barong ditemani seekor kera yang sedang berada di dalam hutan yang lebat. Kemudian datanglah tiga orang bertopeng yang membuat keributan dan merusak ketenangan hutan. Si kera-pun tidak senang dengan kehadiran mereka dan akhirnya berkelahi dengan mereka dan berhasil memotong hidung salah satu dari mereka.

BABAK PERTAMA

Muncullah dua orang penari, mereka ini adalah pengikut setia dari Rangda yang sedang mencari para pengikut Dewi Kunti di mana mereka sedang dalam perjalanan untuk menemui Sang Patih.

BABAK KEDUA

Begitu para pengikut Dewi Kunti ini tiba di tujuan mereka, salah satu dari pengikut Rangda berubah wujud menyerupai Rangda dan memasukkan roh jahat kepada para pengikut Dewi Kunti, menyebabkan mereka menjadi kerasukan dan lupa dengan ingatan sebelum mereka berhasil bertemu Sang Patih. Tidak sadar akan perubahan yang dialami oleh para pengikut Dewi Kunti, Sang Patih bersama-sama dengan mereka menghadap Dewi Kunti.

BABAK KETIGA

Muncullah Dewi Kunti dan anaknya Sahadewa. Dewi Kunti telah berjanji kepada Rangda untuk menyerahkan Sahadewa sebagai korban. Sebenarnya Dewi Kunti tidak rela mengorbankan anaknya Sahadewa kepada Rangda. Tetapi dengan ilmu sakti yang dimiliki Rangda dengan bujukan para pengikut Dewi Kunti yang telah kemasukan roh jahat, Rangda bisa mempengaruhi pikiran dan akal sehat Dewi Kunti sehingga Dewi Kunti tiba-tiba marah dan menjadi sangat benci  kepada anaknya Sahadewa. Dewi Kunti memberikan perintah kepada Sang Patih untuk membuang sahadewa ke dalam hutan. Sang Patih tidak membantah karena dirinyapun sudah dipengaruhi oleh ilmu jahat Rangda.

BABAK KEEMPAT

Sahadewa diikat di bawah pohon besar di dalam hutan dan ditinggal sendirian. Tiba-tiba turunlah Batara Siwa dari kahyangan. Merasa iba akan kondisi Sahadewa, Batara Siwa pun menganugerahkan ilmu kesaktian dan kekebalan pada diri Sahadewa. Rangda yang kemudian dating untuk mencabut nyawa Sahadewa tidak sadar akan anugerah yang diberikan oleh Batara Siwa, berusaha mengoyak-oyak, mencabik-cabik dan membunuh Sahadewa tetapi tidak berhasil. Putus asa karena tidak berhasil membunuh Sahadewa, Rangda pu menyerah dan memohon ampun kepada Sahadewa, dengan demikian Rangda bisa menebus dosa-dosanya. Permintaan ini dipenuhi Sahadewa dan Rangda pun mendapat pengampunan.

BABAK KELIMA

Kalika adalah murid Rangda yang paling sakti ilmunya. Kalika bermaksud menghadap Sahadewa untuk memohon pengampunan sebagaimana Rangda dulu memohon kepada Sahadewa. Tetapi Sahadewa menolak permintaan ini sehingga murkalah Kalika dan mengajak Sahadewa untuk berduel. Dalam pertempuran ini Kalika beberapa kali merubah wujud dirinya, pertama menjadi babi hutan tetapi berhasil dikalahkan oleh Sahadewa. Kalika berubah lagi menjadi burung gagak yang besar tetapi dapat pula dikalahkan oleh Sahadewa. Terakhir Kalika berubah mengambil perwujudan Rangda. Karena saktinya Rangda ini, Sahadewa menjadi kewalahan melawannya. Berusaha untuk memenangi pertempuran, Sahadewa pun berubah wujud menjadi Barong. Mereka terus bertempur sampai ada yang kalah, tetapi sama saktinya tidak ada yang menang ataupun kalah sehingga pertarungan inipun menjadi abadi dan dimana ada kejahatan disitu pula akan ada kebaikan yang akan terus bertempur melawan kejahatan.

PENUTUP

Muncullah para pengikut Barong dengan membawa keris, bermaksud untuk menolong Barong, tetapi dengan ilmu saktinya Kalika yang berwujud Rangda berhasil membuat roh jahat menguasai tubuh para pengikut Barong sehingga mereka berbalik berusaha menikam diri mereka sendiri dengan keris. Barong dengan ilmu kebaikannya menolong mereka dari kerasukan roh jahat dan berhasil mengusir roh jahat dari tubuh mereka.

Yap, itu tadi jalan cerita Tari Barong dan Keris. Jangan dibayangkan suasana tegang saat menonton pementasan ini. Awalnya saya juga berpikir seperti itu, tetapi kenyataannya tidak. Hampir sebagian adegan diiringi oleh lawakan. Misalnya pada saat Gending Pembukaan, si Barong ternyata muncul dengan centilnya dan dengan mata berkedip-kedip layaknya Barongsai. Malah ngajak main “cilukba” sama penonton. Kemudian si Kera yang tiba-tiba muncul dengan wajah memelasnya, hanya diam di tengah panggung, menoleh ke kanan dan ke kiri sudah membuat para penonton tertawa terbahak-bahak. Apalagi si Kera mengangkat tangannya dan jari telunjuk serta jari tengahnya membentuk huruf “V” yang berarti peace. Si Kera juga mendekat pada penonton yang duduk di bagian paling depan. Walhasil ada anak SMA cewek yang jerit-jerit geli, tapi ada juga yang mau diajak tos oleh si Kera ini.

So, kalau teman-teman berkunjung ke Bali, jangan lupa nonton pementasan Tari Barong. Dijamin seru.

Load disqus comments

0 comments