Saturday 21 July 2012

Surat untuk Papi

Dear Papi,

Apa kabar engkau disana? Semoga Allah memberikan tempat yang terbaik untuk Papi.

Alhamdulillah putri bungsumu ini pada tanggal 6 Juli 2012 lalu, atas izin Allah telah menggenapkan dien. Papi masih ingat tidak dengan Muhamad Saefudin? Satu-satunya laki-laki yang pernah kukenalkan padamu. Sekarang dia adalah suamiku J.

Menjalani pernikahan tanpa ada Papi memang berat, sedih. Tapi Alhamdulillah Allah memberikan keluarga serta sahabat-sahabat yang senantiasa menguatkan.

Saat akad nikah perasaan ini berkecamuk Papi. Kalimat “Saya terima nikahnya Mega Dewana Putri binti Puguh Tjahyono almarhum, dengan wali hakim, dengan janji mas kawin seperangkat alat shalat dibayar tunai”, yang jika dikalkulasikan tidak ada 5 menit terasa begitu panjang.

Setelah kalimat tersebut selesai diucapkan oleh Aep, datang pula sebuah tanggung jawab besar bagi kami. Aku sebagai seorang istri dan Aep sebagai suami. Kemudian saat itu pula Aep memberikan hadiah yang sangat indah untukku , Papi. Yaitu tasmi’ surat Al Mulk.

O,ya Papi,  Aep juga pernah diminta untuk menjadi imam shalat di Masjid Al-Mu’minun, tempat Papi biasa menjadi khatib dan imam. Semoga ini dapat membuat Papi bangga J.

Sudah dulu ya Papi, lain kali disambung kembali.

Salam sayang dan rindu selalu.

Mega dan Aep
Bogor, 21 Juli 2012

@ Gedung Faperta IPB

Disela-sela menunggu Aep selesai mengaji dan menanti saat berbuka puasa

 
Load disqus comments

1 comments: