Thursday, 22 September 2011

Kenangan Mau Lengser FUSI

Tak terasa sudah 7 semester berada di FP, tak terasa pula telah saatnya untuk meninggalkan FUSI. Meskipun tak akan pernah benar-benar meninggalkan FUSI, namun tongkat estafet memang harus dilanjutkan oleh generasi berikutnya. Hmm, jujur berat sekali meninggalkan FUSI. Semua rasa telah bercampur aduk, mulai dari senang, bangga, sedih, ataupun penyesalan. Ya, penyesalan karena selama di FUSI belum bisa memberikan yang terbaik. Di akhir kepengurusan-pun tampaknya tak bisa melengkapi puzzle-puzzle yang telah didesain di awal.

FUSI adalah cinta pertama saya di FP. Sebelum benar-benar menjadi mahasiswa FP-pun saya telah merasakan getaran-getaran yang lain saat SAMARU PMDK 2007. Waktu itu banyak menerima pamflet amunisi SAMARU, salah satunya dari Forbes LDK UNS. Saya sudah bisa menangkap LDK itu ya ROHIS-nya kampus. Membaca sekilas tentang profil LDK UNS. Kemudian saya mencari apa nama LDK-nya FP. Yup, saya menemukan nama FUSI. Di lembar tersebut tertera CP ikhwan, yaitu Mas Eksa dan CP akhwat-nya mbak Laili. Saya simpan lembaran tersebut. Beberapa hari kemudian saya masih kepikiran, membaca pamflet itu lagi dan memutuskan untuk sms mbak Laili. Namanya juga ABG (Akhwat Baru Gede), sms ke mbak Laili-pun dengan bahasa yang “sok yes banget” pakai bahasa arab standar. Saat itu taunya cuma anti, antum, na’am, afwan. Belum tau itu apa yang namanya syukran, jazakillah, tsiqoh dan kawan-kawannya. Pucuk dicinta ulampun tiba (lho?), gak gitu ding, maksudnya gayung bersambut. Mbak Laili membalas sms saya yang menanyakan FUSI secara garis besar tu kayak apa sih. Senang, riang, hari yang kunantikan.

Singkat cerita saya sudah memasuki tahap OSMARU. Ketika ada perkenalan dari UKK HM saya berusaha untuk benar-benar memperhatikan. Menunggu-nunggu cinta saya, hehe. Dan jeng, jeng, jeng. Akhirnya FUSI tampil juga. Saya sudah lupa sama sekali siapa mas-mas ikhwan-ikhwan yang presentasi di depan. Mbak-mbak akhwat-akhwat pastinya ada di sebelah kiri Maru. Rasanya jantung saya berdebar hebat ketika FUSI tampil. Yang membuat saya benar-benar merasa luar biasa adalah saya menjadi orang pertama yang mengacungkan tangan ketika Mas Eksa memberikan pertanyaan “Apa kepanjangan dari FUSI”? saya jelas tau. Saya hafal benar FUSI kepanjangannya adalah FUSIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII, he, salah ya. FUSI adalah singkatan Forum Ukhuwah dan Studi Islam. Dan akhirnya saya mendapatkan kupon. Kupon berhadiah tanpa harus menggosok-gosok dengan uang koin kemudian ada tulisannya “maaf anda belum beruntung” atau “silahkan coba lagi”. Sama sekali bukan. Kupon itu adalah kupon keramat yang nantinya akan mengantarkan saya menuju gerbang untuk memasuki dunia persilatan, eh, FUSI maksudnya. Dan kupon tersebut ternyata bukan kupon melainkan voucher. Bukan sembarang voucher, tapi voucher “gratis” ikut PADI (Pengenalan Dasar-Dasar Islam). Wah, bukan main senangnya.

Ikut PADI-pun ternyata menyenangkan. Tempatnya di Sukuh kalo gak salah. Seperti biasa di kegiatan PADI pasti diperebutkan gelar The Best Ikhwan dan The Best Akhwat. Akhirnya gelar bergengsi tersebut diraih oleh Achmad Haryanto, teman sekelas saya sejak jaman muda, mas’ul magang saya dan di periode FUSI 2010 diamanahi sebagai Kabid Layanan Umat, setelah di kepengurusan sebelumnya pernah menjadi Kabid Bendahara. Kemudian untuk The Best Akhwat di raih oleh Ukhti Santini yang di periode FUSI 2010 diamanahi sebagai kabid Kemuslimahan. Sepak terjangnya di dunia per-FUSI-an diawali dengan prestasi yang gemilang (????), bedanya cuma kalau mbak Santini tahun pertama tidak di FUSI tapi di UKMI.

Amanah saya pertama di FUSI di periode 2008 adalah sebagai staf Bendahara, di jaman kepemimpinan mas Ikhwanul Muslimin dengan periode kepengurusan kilat. Januari pelantikan, bulan Mei udah Musyawarah Anggota. Awalnya saya “dilamar” mbak Avifa untuk masuk di Humas Internal. Tapi sehari sebelum pelantikan ditarik dan diletakkan di bendahara. Saya berusaha untuk “eksis” di FUSI periode ini. Sampai pada akhirnya membawa saya meraih award sebagai The Best Akhwat pengurus FUSI 2008 dan The Best Ikhwan-nya adalah Ahmad Burhan Rifa’i (presiden BEM FP), teman saya waktu ngulang EAP (hehe). The Best bidang waktu itu adalah bidang baru di FUSI yaitu Layanan Umat yang dimotori oleh Akh Luhur dan Mbak Catur. Waktu itu Akh Dedy menjadi staf nya Akh Luhur dan belum nampak tanda-tanda keahliannya sebagai master of mentalist, loh itu kan Dedy Corbuzier. Sekali lagi belum nampak keahliannya dalam berakting dan menjadi sutradara, hiyaaaaaaaa itu Dedy Mizwar.

Tahun kedua di FUSI saya mendapat kesempatan untuk belajar di bidang Media Islam. Dipimpin oleh akh Dwi Setyawan, yang dulu saya kenal waktu sama-sama jadi PPU dan Mbak Ulle’. Ternyata karir saya di FUSI memang harus loncat-loncat. Bukan sorak-sorak bergembira loh. Maksudnya pindah-pindah gitu. Tahun pertama di Bendahara, tahun kedua di Media Islam, tahun ketiga loncat ke Humas, ciaaaaaatttttt. Mem-patner-i teman sekelas saya, Hendrik di bidang humas ini. Ditengah perjalanan, Humas harus ditinggalkan oleh Hendrik dan digantikan oleh Kadept Internal-nya yaitu akh Sigit.

Saudaraku ayo semangat, meskipun kadang saya sering “mutung” saya akan berusaha agar teman-teman saya tidak “mutung” karena “kemutungan” akan membuat antum wa antuna mudah terjatuh. Hindari “kemutungan”, jauhi dia kalo perlu putuskan hubungan dengannya. Yang ada hanyalah semangat juang untukNya. Kata mutiara dari buku New Quantum Tarbiyah karya Ustadz Solikhin Abu Izzudin bahwasanya Dakwah akan berjalan dengan atau tanpa kita. Namun kalau tidak bersama dakwah, kita mau bersama siapa?....

Nah lho, tuh kan, mau sama siapa coba? Jalan ini yang akan menjaga kita. Insyaallah. Tak ada alasan apapun untuk meninggalkannya. Ingatlah janji manisNya. Karena kita adalah yang terpilih, karena kita luar biasa maka tunjukkanlah pada dunia jika kita memang terbaik (spirit QS Ali Imran 110).

Ingat juga bahwasanya peradaban itu ditopang oleh dua pilar: hamastus-syabab (semangat para pemuda) dan hikmatus-syukhuh (kebijaksanaan orang-orang tua). Makannya jadi pemuda harus semangat, apalagi sebagai pemuda yang diberi kesempatan untuk ikut mengibarkan bendera dakwah ini. Kalau kata Rhoma Irama “Masa muda masa yang berapi-api”. Apalagi anak muda di era informatika.

Pernah capek, lemah, lesu, lunglai, tak semangat, bosan, penat, jenuh? Pastinya, lah. Wajar itu. Mungkin sampai nyanyi lagunya Rio Febrian, “Maaf ku jenuh padamu….lama sudah ku pendam tak tertahan di bibirku, halah, malah bikin gak semangat.

Ada ribuan alasan untuk berhenti, tapi cukup satu alasan untuk kembali melangkah

Ada ribuan alasan untuk keluar, tapi cukup satu alasan untuk tinggal

Ada ribuan alasan untuk menyerah, tapi cukup satu alasan untuk tetap berjuang

Ada ribuan alasan untuk marah, tapi cukup satu alasan untuk bersabar

Semoga satu alasan itu hanyalah Engkau Illahi Rabbi…

Banyak-banyak bersyukurlah. Allah masih mengijinkan kita disini. Apa jadinya kalau kita tidak disini. Husnudzon. Ingat itu. Allah mungkin tidak memberikan apa yang kita minta, tapi Dia selalu memberikan apa yang kita butuhkan.

Takut dengan amanah? So what gitu loh. Karena amanah adalah bukti cinta-Nya dan cara Allah menjaga kita. Jalankan dengan sebaik-baiknya meski sulit. Semoga gak hanya ngejar proker, ditekan sana-sini “Gimana ni prokernya gak jalan”, atau ketika jalan malah ada yang bilang “Gak ada persiapan ni kayaknya, Cuma ngejar proker thok ya”. Lha piye toh karepe. Yang penting jalankan semuanya dengan energi terbaik kita.

Untuk generasi kedepan bikin proker yang berkualitas. Mendengarkan saran orang lain itu perlu, tapi sebenarnya kita yang lebih tau kapasitas diri kita. Gak usah muluk-muluk biar kelihatan keren. Meskipun sedikit proker yang penting adalah esensinya. Penting sama dengan esensi gak sih? Hehe. Keikhlasan, ukhuwah, komunikasi, husnudzon adalah kunci pentingnya.

Walaupun satu keluarga kami tak saling mengenal

Himpunlah daun-daun yang berhamburan ini

Hidupkanlah lagi ajaran saling mencintai

Ajari kami berkhidmat seperti dulu

(Anis Matta)

Jazakillah khair untuk dhek Tyas yang banyak meng-handle kegiatan humas ketika saya tinggalkan, dhek Dwi dan dhek Ariesta yang tak pernah bosan untuk belajar dan bertanya, dhek Nunung yang saya tau amanahnya banyak tapi masih meluangkan waktunya untuk syuro dan bisa meng-handle beberapa kegiatan humas, dhek Intan Hapsari yang juga menyempatkan diri untuk syuro humas meskipun sebentar.

Jazakallah untuk supporting system di ikhwan, Hendrik, mantan kabid yang banyak mengajari saya tentang per-humas-an, akh Sigit dengan segala kesabaran dan usaha kerasnya dalam memimpin humas, dhek Solahuddin yang lagi semangat-semangatnya dengan “woke”nya, dhek Rozahan yang masih bisa jadi 2009 yang aktif dan ngurusi keuangan humas disela-sela jadwal manggungnya, dhek Ganang atas kerja teknis-nya yang selalu menyediakan amunisi wisuda, dhek Bondan yang beberapa kali menyempatkan diri untuk syuro dan selalu konfirmasi jika tidak bisa datang.

Afwan jiddan atas segala khilaf. Jika ada banyak kata yang tidak berkenan mohon diingatkan. Jazakumullahu khairan katsiran atas kebersamaan dan pembelajaran selama ini. FUSI Profesional dan Lebih Bersahabat. Amin. Tetap sehat, tetap semangat, tebar manfaat. Ciaaaaaaatttttt m^_^m (Mega, 2010).

Aku disampingmu 12 kali 30 kali rotasi


Pensiveku menyimpan memori rabithah yang kita lafadzkan bersama


Selama itu pula jenuh, lelah, tawa, kecewa, bahagia mewarnai diary kita


Solo, 3 Januari 2011


Wisma QQ Tungga Dewi Kamar No. 19 Lantai 2


21:57 wib




[caption id="attachment_372" align="aligncenter" width="300" caption="RIHLAH FUSI PERIODE 2008"][/caption]
Load disqus comments

2 comments