Saturday, 16 October 2010

SEMAKIN KU KEJAR, SEMAKIN KAU JAUH…



Pagi tadi saya sedang meng-asisten-i praktikum Kewirausahaan. Praktikum ini agak berbeda dari praktikum yang lain. Outdoor, santai, ada snack, he. Tapi kali ini kita tidak akan membahas tentang apa itu kewirausahaan. Topik kita kali ini adalah Topik Hidayat, Topik Kiemas dan Topik Petang (lho???). Bukan ding, kita akan membicarakan tentang 2 orang insan yang telah malang melintang di dunia persilatan, laksana Yoko, Paman Kwe, Bibi Kwe, Limoco, Hakim Roda Emas, bahkan si Burung Rajawali. Pemirsa sekalian pasti tak asing lagi dengan 2 makhluk ini, biar surprais kita pakai nama samaran aja. Sebut saja Dhea dan Anthony, hiyaaa keceplosan tapi pura-pura saja tidak tahu ya.  Kita ulang, ehem, sebut saja Bunga dan Ashraf. Hm, kayaknya gak asoy kalo pakai nama samaran. Ulang lagi deh, cut, cut, cut (baca pakai bahasa inggris: kat, bukan lagunya Vina Panduwinata yang cut, cut, cut, cut, curururut, surat cintaku yang pertama... bla…bla…).

Kembali pada saat saya sedang meng-asisten-i praktikum Kewirausahaan di semenanjung danau Fakultas Pertanian, tepatnya di dekat Hot Spot Area yang baru, tak sengaja mata saya menangkap sosok yang saya kenal. Kejadiannya sekitar pukul 07.30 WIB.  Sosok tersebut tak lain adalah Dhea yang berjalan dengan buru-buru melintasi jalan utama Rektorat-FP. Cepat amat ni anak, pikir saya. Pasti telat kuliah, lha wong udah jam segitu. Tapi sekitar 3 meter di belakang Dhea ternyata juga ada sosok ganjil nan absurd yaitu Anthony yang berjalan dengan terburu-buru juga. Anthony agak terganggu jiwanya, eh, langkahnya karena dia mengenakan tas selempang. Dia gantungkan di pundak kirinya dan menyilang ke arah kanan sehingga menghambat langkahnya karena tas-nya bergoyang-goyang dangdut seirama gerak dengkul dan kaki Anthony. Mari kita perluas sudut pandang kita. Kalau tadi hanya fokus ke Dhea saja atau Anthony saja maka sekarang kamera menjauh, di zoom out. Terlihat Dhea yang berjalan cepat, sedangkan Anthony di belakangnya berusaha mengejar seperti adegan di tipi-tipi itu. Dhea tak memperhatikan jika dibelakangnya ada Anthony yang terus mengejarnya. Anthony tak bisa menyusul Dhea. Backsound ketika itu lagunya Five Minutes “Smakin ku kejar, smakin kau jauh, tak pernah letih mendapatkanmu, uwooo, ayeeee atau lagunya Uthopia “Ku tak bisa menggapaimu, tak kan pernah bisa, walau sudah letih aku mengendarai kuda supaya baik jalannya ye, tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk….

Aduh gimana ya menggambarkanya,  lucu banget melihat kedua teman magang saya itu dari kejauhan, lucu deh. Kemudian saya sms Nasir kalo saya melihat Anthony dan Dhea barengan, tapi barengan telat maksudnya. Beberapa menit kemudian datang sms dari Nasir: Iy..np? Cmburu y? Ckck Telat bareng.. Td pas msuk klas, pas dosene ngmg “B’arti anda tdk m’hargai kami..” Nton lgsg noleh, dkira dosene ngmngin dy yg telah, hhh.

Begitulah nukilan cerita hari ini. Masih banyak sih kejadian hari ini. Ketika praktikum shift 2 jam 11.30 di tempat yang sama saya melihat Nasir memboncengkan Anthony keluar dari FP dan kami saling melihat lalu dadah-dadahan, ayeee, tak lama kemudian eh si Lala juga keluar dari FP diboncengin Salwa, selang bebeberapa menit berikutnya Dhea juga keluar FP, dan Dhea sempat berhanti nyamperin saya di tempat praktikum. Siangnya saya dan Dhea jeng-jeng. Naik Bus Batik Trans Solo turun Gladak, naik becak, turun Luwes Loji Wetan, ke Food Court, makan Nasgor, Shalat ashar trus belanja deh. Saya gak ngajak Lala karena saya tau kalo Lala ada kuliah sore, eh… jebule Lala sms kalo dia bolos. We, bocah iki. Ya, Lala memang agak sakit. Kata Dhea hari ini Lala sebenarnya puasa, tapi  kemudian pas istirahat kuliah dibatalan, udah asyik meneguk Fresh Tea di depan BM (bursa Mahasiswa).

Ya gitu deh. Cuma berbagi cerita aja. Awalnya kami tak saling mengenal dengan baik, hanya sebatas tau nama, bahkan tak kenal sama sekali. Sekarang malah jadi kayak saudara. Meskipun 1 fakultas tapi tak bisa ketemu tiap hari kecuali yang 1 jurusan. Tapi gak juga ding, saya yang seangkatan, sejurusan, sekelas dengan Achmad dan Tunjung juga jarang banget ketemu. Welah. Kalo udah gitu ya saling sms. Long time no see…….

Untuk teman-teman yang lain: Wira, Koko, Kak Dimas, Aep, Sepri, Amel, Fahmi, Ken, Amier, dan Abi baik-baik ya semua. Semoga kita dipertemukan kembali entah kapan jadwal yang telah Dia buat untuk kita. Meskipun hanya satu kali lagi bertemu saat ada salah satu yang walimahan, hehe atau malah pas ada yang mantu, ketemu saat nanti pada berusia sekitar 50-an… wah, kayak apa coba…. Yooo… jangan lupa undangan-nya. Gak Cuma jarkom sms atau di tag via Facebook lho ya…. Tentu skenarioNya akan sangat indah. So, jangan lupakan masa-masa sebulan bersama di Parung ya, yang akan menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan. Kalian semua adalah sosok orang-orang yang luar biasa. Banyak hikmah dari kebersamaan kita. Terlalu indah, terlalu pahit… Hmmmmm… Akhir kata akan ditutup oleh Mas Donny Ada Band dengan lagu ARMADA MASA DEPAN

Indah persahabatan, tak pernah hilang di memori ini

Tertawa bersama, meski selalu diiringi oleh kesedihan, penuh warna…

Bila tlah dewasa, terkadang kita kekanak-kanakan

Selalu berkhayal namun melangkah dengan cita-cita yang mulia, anugerah Sang Kuasa

Kitalah armada masa depan yang akan mengukir dunia

Raih semua bintang dan tebarkan sinarnya terangi semesta

Tak kan dipungkiri, nanti kita akan menjadi tua

Jangan dibiarkan begulirnya waktu hanyalah beban manusia, tak jelas tujuannya…

Lepaskan ragu dan kegalauan gapailah semua angan mimpimu

Ceriakan hari bila tercipta maha karya anak manusia…

 

Wisma QQ Tungga Dewi, Lantai 2 Kamar No 19

11 Oktober 2010 22:16 WIB

diiringi sinaran lampu Shinyoku 18 watt yang baru saya beli sore tadi di Luwes, hehe…
Load disqus comments

3 comments